top of page

EPISODE 3 BAGIAN KEDUA

Selama 3 tahun ini, kamu juga merasa dia sangat baik terhadapmu. Kemudian, dia melamar kamu. Pada saat ini ada seorang senior, kebetulan adalah tetangganya, dia memberitahukan kamu, pria ini tidak berbakti dan hormat pada orangtuanya. Apakah mau menikah dengannya? ”Tidak mau!” Ada beberapa wanita yang masih ada keraguan. Orang yang menyadari hal tersebut merasakan kebingungan, jika sebagai pengamat masih bisa bimbang, saat benar-benar menghadapi masalah itu pasti akan terjerumus.Sehingga kita harus memahami, berbakti terhadap seseorang sangatlah penting. Saat ajaran berbakti tidak terpelajari oleh seseorang, perilaku rasa bersyukur dan moralitas manusia tidak akan terbentuk. Karena yang paling besar budinya kepada kita, tidak melebihi orangtua kita sendiri, jerih payah dalam mengandung, melahirkan dan membesarkan serta jasa dalam mendidik. Bila dia tidak ada tumbuh rasa bersyukur, tidak tumbuh moralitas, apa yang akan tumbuh?


Banyak sekali orangtua yang berkata, “Anak saya tidak belajar yang baik, juga tidak mempelajari yang jahat.” Apakah ada hal seperti ini? Belajar seperti berlayar dengan melawan arah aliran air, tidak ada kemajuan, berarti itu kemunduran. Masyarakat sekarang ini adalah sebuah tempayan yang penuh kontaminasi. Kamu tidak segera mengajarinya yang baik, dia pasti akan mempelajari yang jahat.Guru Cai pernah mengajar di tempat yang lebih terpencil. Sebagian besar orang akan mengira, di tempat yang terpencil maka kontaminasinya akan lebih sedikit, jadi anak-anak lebih polos. Pada kenyataannya, karena sekarang ini ada iblis besar, tidak peduli sejauh apapun, pasti tidak bisa lepas darinya. Bahkan meski kamu tinggal di atas gunung, dia juga akan mengikuti dan memberikan pemahaman yang tidak benar kepada kamu.


Siapakah iblis besar ini? Televisi! Kita harus waspada, kalau kamu tidak segera mengatakan perilaku dan pemahaman yang benar kepada anakmu, dia setiap hari akan mempelajari hal yang tidak benar. Sehingga membiarkan anak menonton televisi, pasti harus memilih yang tidak mengandung kontaminasi, yaitu harus memilih siaran yang baik.Saat rasa bersyukur dan berbudi anak tidak tumbuh, apa yang akan tumbuh? Yaitu akan tumbuh untung dan rugi. Yang disukainya, akan dengan sepenuh hati mengejar. Yang tidak disukainya, kemungkinan akan bertengkar dan memusuhinya. Perilaku anak terhadap orang semuanya adalah untuk untung dan rugi. Apakah untung dan rugi dapat diandalkan? Untung dan rugi akan terjadi banyak perubahan besar dalam sekejap.


Hari ini tidak ada hal yang bersangkutan dengan untung rugi, hubungan antar saudara masih dapat berhubungan dengan sangat harmonis. Besoknya hanya karena harta kekayaan orangtua, kemungkinan akan segera berubah menjadi pertengkaran. Mengapa pria ini selama 3 tahun dapat begitu sekuat hati dan tenaga rela memberi kepada wanita ini, dimanakah alasannya? Ada keuntungan yang ingin didapatkan! Sekarang ini para pria melihat wanita yang cantik, akan berkorban padanya tanpa pamrih. Saat tengah malam wanita ini merasa lapar, dia bergegas pergi membelikan sup wijen hitam panas atau pasta almond panas untuknya. Motivasi di balik ini adalah keuntungan pribadi.Saat kamu menikah dengannya, selama 3 tahun juga telah membantunya melahirkan seorang anak yang putih dan gemuk. Tetapi melahirkan anak sangatlah bersusah payah, sehingga di wajahnya tumbuh beberapa kerutan, tidak semuda dan secantik dulu. Akhirnya pria ini bekerja di luar, melihat seseorang yang lebih muda dan berparas cantik, maka keuntungan berubah menjadi apa? Menjadi kerugian.


Dan karena dia berpikir lagi untuk mengejar wanita muda itu, maka keuntungan berubah menjadi kerugian. Saat pernikahannya juga berubah dari keuntungan menjadi kerugian, maka persentase perceraian meningkat, yang berdampak langsung pada pendidikan generasi berikutnya. Bukan hanya setelah perceraian kamu akan berdampak pada anak ini, konflik yang terjadi sebelum perceraian antara suami dan istri, suasana keluarga yang tidak baik, akan melekat secara mendalam di hati anak. Sehingga ketidak-harmonisan suami istri dan perceraian suami istri terhadap anak merupakan luka dalam seumur hidupnya.Persentase perceraian juga dapat mempengaruhi satu masalah yang parah di dalam masyarakat, yaitu persentase kejahatan. Guru Cai pernah bertanya dengan seorang kepala penjara. Dia mengatakan, di dalam penjara, 60 atau 70 persen orang semuanya berasal dari keluarga yang tidak sehat. Karena keluarga yang tidak sehat, sejak kecil anak tidak memiliki pendidikan keluarga yang baik, sehingga dasar kehidupannya tidak tertanam baik. Tiba di sekolah dan masyarakat begitu bertemu dengan jodoh yang tidak baik, segera akar kebaikannya terpengaruh, juga ikut tercabut, dan dengan sangat mudah dibawa oleh teman yang tidak baik menjadi jahat.


Saat persentase kejahatan masyarakat semakin lama semakin tinggi, teman-teman sekalian, walaupun kamu sangat ber-uang dan berkedudukan di masyarakat, apakah kamu ada perasaan aman? Tidak ada. Di seluruh dunia sekarang ini sungguh sangat sedikit orang yang mempunyai perasaan aman. Seperti saat Guru Cai pergi ke Hǎi kǒu / 海口, bagaimana guru membawa tas punggungnya? Pasti memikul tasnya di depan, dan harus diletakkan di depan perut, bila tidak akan sangat takut di belakang ada orang yang menjambret tas punggungnya.Sekarang ini munculnya keamanan masyarakat yang tidak bagus adalah sebuah akibat. Teman-teman sekalian, di manakah penyebabnya? Tidak ada kestabilan keluarga. Selanjutnya, manusia sejak kecil tidak ada diajarkan ajaran berbakti, tidak ada diajarkan pengajaran filosofi hidup luhur. Pernikahan hari ini tidak harmonis di manakah sumbernya? Sumbernya adalah di saat kecil tidak diajarkan ajaran berbakti. Kita memahami bagian ini, maka harus semakin menjunjung tinggi pengajaran berbakti dan pengajaran filosofi hidup luhur. Dari pada kita sering kali mengeluh dengan keamanan masyarakat yang tidak tentram, lebih baik mulai sekarang dilakukan dari diri sendiri, mengajarkan berbakti. Selanjutnya, melihat anak orang lain juga harus bersamaan waktu mendidik mereka untuk berbakti pada orangtuanya, kita harus dengan sepenuh hati dan tenaga menyebar luaskan pemahaman yang penting dan benar ini.


Di dalam sutra bakti《Xiào jīng/孝经》Confusious menunjukkan sebuah kalimat yang sangat penting, yaitu : Fū xiào, dé zhī běn yě, jiào zhī suǒ yóu shēng yě/夫孝, 德之本也,教之所由生也 /Berbakti adalah akar dari moralitas/budi pekerti, pendidikan haruslah dimulai dari ajaran berbakti.Tidak memulai ajaran berbakti, perilaku moralitas seseorang tidak akan dapat tumbuh, sehingga dalam mendidik harus menitikberatkan ajaran berbakti. Setelah akar ditemukan, maka jalan menuju berbakti sudah dekat. Yang disebut orang yang baik seharusnya menjalankan dasar kewajibannya yang merupakan fundamental kewajiban yang ditegakkan, ajaran moralitas di antara manusia akan tumbuh.Di dalam kesusastraan《Lún yǔ/论语》Confusious ada membicarakan, “Xiào tì yě zhě, qí wèi rén zhī běn yǔ/ 孝悌也者,其为仁之本与 /Keindahan moralitas berbakti dan menyayangi saudara, adalah akar dan fondasi dari kebaikan”. Sehingga kita harus mulai dari “Xiào/孝berbakti” mengajarkannya.


《Dì zǐ guī/弟子规》, yang ingin kita bicarakan yaitu mulai menanamkan akar dari “Xiào tì / 孝悌 / berbakti dan menyayangi saudara”. Saat kita sebelum mulai membicarakan《Dì zǐ guī/弟子规》terlebih dahulu harus membentuk perilaku-perilaku belajar yang benar. Saat kita mempunyai perilaku pembelajaran yang benar, maka hasil pembelajaran pasti akan sangat baik, yaitu yang disebut permulaan yang baik merupakan setengah dari keberhasilan. Yang dititikberatkan, yang pertama dalam pembelajaran pada penentuan tekad, yang disebut “Xué guì lì zhì/ 学贵立志/berharganya pembelajaran ada pada penentuan tekad”.Kami di Hǎikǒu/海口melakukan kelas pelajaran mengajari guru-guru. Pelajaran yang pertama, kami bersama-sama semua guru membuat sebuah tekad, yang disebut “Wèi wǎng shèng jì jué xué, wèi wàn shì kāi tài píng/ 为往圣继绝学,为万世开太平/Demi orang bijak dahulu, mewarisi dan belajar ajaran luhurnya, demi generasi ke generasi dunia berikutnya membuka perdamaian dan ketentraman”.


Kita sering memohon untuk kedamaian dunia. Kedamaian dunia adalah sebuah akibat. Terlebih dahulu harus menanam sebab apa? Terlebih dahulu harus menanam sebab pemikiran dan pemahaman yang baik dan mencintai pada setiap orang. Sedangkan pemikiran dan pemahaman yang baik dan mencintai harus dimulai melalui pembelajaran dan pendidikan, yaitu juga harus menpelajari kebijaksanaan orang bijak.Jadi “Kāi tài píng/ 开太平 /kedamaian dunia” adalah akibat. “Jì jué xué继绝学/mewarisi dan belajar luhurnya” adalah menanam sebab.Wèi wǎng shèng jì jué xué/ 为往圣继绝学 /Barulah merupakan mata rantai antara masa lalu dan masa yang akan datang. Ingin mewarisinya haruslah dari diri sendiri yang lebih dulu belajar dengan baik.Kami ada seorang guru, yang mengajar di kelas 5. Dia mempunyai misi yang seperti ini, sehingga setiap hari selain mengajar pelajaran, juga mengatur 3 jam untuk mendalami buku bacaan orang bijak.


Setiap hari dia sudah tiba di sekolah pagi-pagi sekali, kemudian membuka buku (Dì zǐ guī /弟子规) dan《 Xiào jīng /孝经》untuk dibaca. Kebetulan juga murid-muridnya membawa sarapan untuk makan di sana, akhirnya melihat guru telah duduk dengan tenang membaca buku. Mereka segera berjalan ke tempat mereka masing masing, setelah duduk lalu mengambil buku Dì zǐ guī/ 弟子规 untuk ikut membaca.Jadi teman-teman sekalian, apa yang paling penting dari pendidikan? Menjadikan diri sendiri sebagai contoh. Karena ketekunan hatinya, nilai dan kesopanan mereka mempunyai kemajuan yang sangat besar. Setelah kepala sekolah mereka melihat lalu bertanya padanya, “Kelas kalian bagaimana cara pengajarannya, bagaimana dapat diajari dengan begitu baiknya?” Guru ini berkata kepada kepala sekolah, “Karena saya telah mengundang ratusan orang bijak dahulu untuk mengajari anak-anak kita.”


Ada sebuah buku yang berjudul《Dé yù gù shì/ 德育故事》, di dalamnya ada 700 lebih cerita orang bijak, dibagi dan disusun menjadi delapan bagian. Kedelapan bagian ini adalah “delapan moralitas/Bā dé/八德”, yaitu berbakti/Xiào/孝, cinta dan hormat pada saudara/Tǐ/体, kesetiaan/Zhōng /忠, kepercayaan/Xìn/ 信, kesopanan/Lǐ/ 礼, keadilan/Yì/义, jujur dan pendirian bersih, rasa malu/Lián chǐ / 廉耻.Setiap hari guru ini menceritakan dua atau tiga cerita pendidikan moralitas kepada murid. Setelah anak-anak ini mendengarnya akan paham untuk meniru orang bermoralitas. Mereka juga menjadikan《Dì zǐ guī 弟子规》sebagai peraturan kelas mereka. Murid yang melakukan kesalahan tidak perlu menunggu guru yang katakan, mereka sendiri akan tahu salah di bagian kalimat yang mana. Misalnya berlari di dalam kelas, akhirnya malah menabrak kursi, murid-murid akan berkata, “Hati-hati waktu berbelok, jangan terbentur, jangan terpentok/ Kuān zhuǎn wān, wù chù léng /寛转彎,勿觸棱”; “Bekerja dengan tenang, tidak gegabah, agar tidak terjadi banyak salah/ Shì wù máng, máng duō cuò / 事勿忙, 忙多错.”Saat perilaku anak-anak ada yang tidak baik, anak-anak akan terpikirkan, “Bila tak sengaja berbuat salah, itulah dia kesalahan, namun bila sengaja berbuat salah itulah dia kejahatan/ Wú xīn fēi, míng wèi cuò, yǒu xīn fēi, míng wéi è/無心非,名为错,有心非,名为恶”; “Kesalahan yang diakui dan tidak diulangi, akan segera diampuni. Tapi bila ditutupi dan membela diri, akan terjadi dosa yang membebani/Guò néng gǎi, guī yú wú, tǎng yǎn shì, zēng yī gū / 過能改,歸於無,倘揜飾,增一辜”. Juga akan terpikirkan, “Moral yang tercela, akan memalukan mereka/Dé yǒu shāng, yí qīn xiū/德有伤, 贻親羞”. Sehingga anak-anak berubah menjadi berani mengakui kesalahan, berani untuk mengubah kesalahan, tidak akan mengelak dan tidak akan menyembunyikan.


Teman-teman sekalian, saat generasi kita berikutnya bertemu dengan masalah dapat mengingat pengajaran《Dì zǐ guī / 弟子规》, kehidupannya ini pasti akan dilewati dengan sangat padat, mantap dan pasti, dan juga akan sangat berpengaruh. Prestasi kelas mereka baik. Setelah kepala sekolahnya menaruh perhatian hal tersebut mengundang guru-guru dari pusat pendidikan kebudayaan, melakukan seminar untuk seluruh guru di sekolahnya sebanyak dua kali, kemudian kami menghadiahkan buku《Dì zǐ guī / 弟子规》ke sekolah mereka.Sehingga seseorang yang menentukan tekad harus “mewarisi dan belajar ajaran luhur”. Pengaruhnya akan terus berkembang, sehingga lebih menuntut secara mendalam terhadap diri sendiri, maka dia dapat “selama sehari mengkoreksi diri, sehingga hari demi harinya dapat memperbaiki diri, dan mendapatkan hasil dari perbaikan hariannya”. Guru ini berhubungan dengan kami selama setengah tahun, sudah mulai mengikuti Guru Cai untuk melakukan seminar di Cina, menyampaikan pengalamannya kepada guru dan orangtua di segala tempat.


bottom of page