top of page

EPISODE 4 BAGIAN KETIGA

Selanjutnya, rasa mencintai adalah tidak egois. Seseorang mengerti untuk memperhatikan dan mencintai orang lain. Seharusnya terhadap orangtua, istri dan teman, bahkan orang yang tidak dikenal, semuanya haruslah bersikap seperti ini barulah benar.Sekarang ini banyak sekali hubungan pria dan wanita, pihak wanita tidak mau melanjutkan hubungan lagi, pihak lelaki menjadi marah, bahkan dapat melukai pasangan. Ini bukanlah keegoisan, ini adalah mengontrol dan keinginan memiliki. Mereka mengenakan baju cinta untuk membohongi orang. Jadi kamu harus membedakan dengan jelas apakah itu nafsu, itu adalah pengontrolan dan keinginan memiliki. Pasti bukanlah cinta, mereka telah mencemari cinta.


Selanjutnya, perbuatan kasih sayang adalah membantu orang yang kita cintai. Di antara kami ada seorang guru. Suaminya memiliki seorang adik perempuan, bersekolah dan hidup di Hawaii. Suatu hari, adik perempuannya ada masalah di keuangan, maka suaminya berkata kepada istrinya: “Uang yang kita simpan selama dua tiga tahun ini, sekarang ini adik perempuan ada kesulitan. Saya ingin mentransfer semua uang simpanan selama dua tiga tahun ini.” Teman-teman sekalian, bila kamu adalah seorang suami, apa yang harus dikatakan? Guru ini segera berkata kepada suaminya: “Kamu berbuat seperti ini saya sangat terharu. Kamu begitu merawat menjaga adik perempuanmu tanpa pamrih. Percayalah orangtuamu pasti akan sangat terhibur. Jadi saya mendukungmu berbuat seperti ini. Besok saya membantu kamu mentransfer uang.” Kamu lihatlah istrinya ini sendiri yang membantu suaminya melakukan hal ini. Sehingga perilaku cinta adalah membantu kebaikan pasangannya, mewujudkan perilaku pasangan yang benar.


Keesokan harinya istrinya akan pergi mentransfer uang. Ada satu teman yang lain yang setelah mendengar hal ini sangatlah terharu, lalu berkata: “Saya talangi dulu bantu kamu tutupi dulu, saya bantu kamu mentransfer.” Kemudian setelah uang selesai ditransfer, memberitahukan kepada guru ini: “Kapanpun kamu mau mengembalikannya kepada saya tidak masalah. Saya sudah membantu kamu mentransfer.” Jadi, perilaku baik seseorang akan membuat orang di sekeliling kita tersentuh. Dari keempat sudut pandang ini, kita dapat memutuskan apakah seseorang benar-benar mengerti untuk mencintai orang. Ada seorang teman yang menyebutkan, dia berkata: “Guru Cai, sudut pandang ini masih harus ditambah satu bagian, juga harus suka membaca buku kebijakan orang luhur.” Perkataan yang saya katakan ini sangat masuk akal. Karena bertingkah laku yang benar harus belajar dari mana? Bukanlah tiba-tiba muncul, harus mempelajari pengajaran kebijaksanaan luhur barulah dapat terbentuk perilaku yang benar.


Saat kita memilih pasangan dengan benar, selanjutnya harus dibina, harus memperoleh kesepakatan. Satu hal penting di dalam rumah tangga, adalah mendidik anak dengan baik, yang disebut “Zhì yào mò rú jiào zǐ/ 至要莫如教子/ tidak ada yang lebih penting daripada mendidik anak”. Mari kita renungkan, bila kedudukan suami istri di masyarakat sangatlah baik, juga sangat kaya raya, tetapi setiap hari anaknya menganggur di luar, apakah sisa hidup mereka akan baik? Tidak mungkin. Bukan hanya keluarga biasa yang harus mengajari anak dengan baik, raja kita yang selama ribuan tahun, juga mengetahui sangatlah penting untuk mengajari generasi berikutnya dengan baik. Jadi hal pertama yang paling penting bagi mereka setelah naik tahta adalah meregenerasi penerus tahta. Mereka juga berharap dinasti mereka dapat mempunyai stabilitas jangka panjang, dan penerus tahta yang benar barulah akan menjadikan dunia ini benar, sehingga mereka selalu mencari guru-guru yang terbaik dari seluruh dunia untuk mengajari anak-anak mereka. Saat antara suami dan istri bisa mendapatkan kesepakatan yang seperti ini, maka akan sangat mudah bekerja sama.


Di antara 5 hubungan manusia, hubungan suami istri disebut “Fū fù yǒu bie/ 夫妇有别 /suami istri ada perbedaan”, “Fū fù/ 夫妇 /suami istri” adalah Dào/ 道 /jalur, “yǒu bie/有别/ada perbedaan” adalah Dé/ 德 /moralitas. Di manakah perbedaannya? Perbedaannya ada pada tanggung jawab yang tidak sama. Di zaman dahulu adalah pria bertanggung jawab di luar, wanita bertanggung jawab di dalam. Di dalam keluarga ada 2 tiang utama, yang pertama adalah kehidupan materi, yang kedua adalah semangat hidup. Lelaki bertanggung jawab di luar, menyelesaikan masalah keuangan dan masalah materi; wanita bertanggung jawab di dalam, menyemangati kehidupan dan mendidik anak dengan baik. Sekarang ini banyak sekali suami dan istri yang sama-sama bekerja di luar, tugas mendidik anak diberikan kepada siapa? Orang tua, pengasuh, guru, tenaga kerja asing atau pekerja asing, banyak sekali! Sehingga sekarang ini ada sebuah nama baru, yang disebut “Dà ilǐ fù mǔ/ 代理父母 /pengganti orangtua”. Ada guru-guru yang setelah selesai pelajaran mengantar anak-anak ke tempat penitipan anak (agen yang khusus menjaga anak-anak setelah selesai sekolah dan waktu liburan). Dan masih ada satu “pengganti orangtua” yang juga akan banyak dipekerjakan oleh orangtua: televisi, sekarang ini masih ada komputer.


Teman-teman sekalian, saat kita mendapatkan banyak sekali uang, apakah uang ini akan selalu dapat berada di sisimu? Kita harus memahami bahwa, kekayaan dimiliki bersama dari 5 tuan, yaitu bencana banjir, bencana kebakaran, pejabat korupsi, pencuri dan perampok, semuanya menghabiskan uangmu. Keempat ini kekuatannya masih belum cukup, yang terakhir ini paling hebat, yaitu keturunan yang tidak berbakti. Kamu bersusah payah mencari uang, dia menghabiskan dengan sangat senang. Jadi, bila kamu di sini mencari uang, di sana dia menghabiskan kekayaan, maka itu tidak dapat dipertahankan. Saat kita menggunakan “Dà ilǐ fù mǔ/ 代理父母 /pengganti orangtua” dalam mendidik anak, sampai akhirnya anak tidak berakal budi, kemungkinan kamu akan khawatir dan mengalami depresi seumur hidup.


Mari kita melihat kondisi pendidikan anak sekarang, pertama-tama harus melihat kondisi tempat penitipan. Guru Cai pernah memeriksa secara mendalam sebuah fenomena, anak-anak ranking 10 besar dari seluruh kelas, kira-kira setengahnya ada les tambahan, setengahnya lagi tidak. Yang ada les tambahan, saat di pelajaran mereka lebih tidak konsentrasi, merasa telah pernah dipelajarinya di les tambahan, dan akan menepuk-nepuk teman sekolah yang ada di samping dan berkata: “Yang itu saya sudah pernah mempelajarinya.” Maka itu sudah terlalu parah! Yang paling penting dalam belajar adalah harus fokus dan konsentrasi. Saat dia mulai meremehkan pelajaran, maka telah mencerminkan wujud kegagalan. Pelajaran yang sudah pernah dipelajari di kelas tambahan, dia tidak fokus. Saat pelajaran mengajarkan isi yang baru, dia juga tidak konsentrasi, dia akan berpikir akan diajarkan lagi oleh guru les tambahan.


Guru Cai juga menemukan murid yang seperti ini, pada malam sebelum ujian mereka akan memegang beberapa kertas untuk membacanya. Kertas-kertas yang mana? Yaitu kertas rangkuman inti pelajaran dari guru les tambahan mereka. Sebenarnya siapakah yang belajar? Semua adalah guru-guru ini. Sebelum ujian mereka menghafal dengan sangat serius, kemudian setelah ujian selesai segera berkata: “Sudah terbebaskan!” Setelah dua-tiga hari akan melupakan semua pengetahuan-pengetahuan ini. Yang tidak ada les tambahan, mereka duduk bersama-sama mendiskusikan, “Mari, saya sudah merangkumkan sebagian inti pelajaran.” Kemudian saling bertanya, untuk mengetahui apakah masing-masing sudah mengerti?


Selalu secara serius menggambarkan inti pelajaran sendiri, dalam proses tersebut sudah mengumpulkan kemampuan dalam menimba ilmu pengetahuan. Jadi, banyak yang merasa asalkan mengeluarkan uang akan ada hasilnya. Tetapi setelah mengeluarkan uang juga tidak melihat apakah anak benar-benar telah mendapatkan ilmu pengetahuan. Yang kedua, pembantu. Banyak sekali pembantu yang tutur kata bahasanya saja tidak jelas, sehingga kemampuan tutur kata dan bahasa generasi berikutnya terus mengalami kemerosotan. Teman-teman sekalian, kemampuan bahasa adalah dasar semua mata pelajaran. Bahasa tidak dipelajari dengan baik, maka mempelajari mata pelajaran yang lain akan sangat menguras tenaga. Bukan hanya ada masalah tutur kata, perilaku apa yang digunakan pembantu saat menjaga anak? Apakah dengan perilaku sebagai orangtua? Tidak, menganggap anak seperti atasan/bos dan bahkan melayaninya seperti seorang raja.


Banyak sekali anak yang dibesarkan oleh pembantu, saat akan keluar rumah, menuju ke kursi kecil dan duduk, menjulurkan kedua kakinya, membiarkan pembantu membantunya memakaikan kaus kaki dan sepatu, kemampuan hidup sangatlah lemah. Anak yang seperti ini, begitu bisnis orangtuanya gagal, kemungkinan dia akan mati kelaparan. Kekayaan tidak dapat dipertahankan dalam waktu jangka panjang, kamu harus mempertimbangkan saat kehidupan keluarga tidak begitu kaya, bagaimana bila anak tidak ada kemampuan untuk hidup mandiri? Harus mempunyai pandangan yang jauh. Juga ada sebuah berita yang menyebutkan, anak yang dilayani pembantu di rumah, pergi ke sekolah. Guru memberi tugas menyapu lantai untuknya, dia akan bernegosiasi dengan guru, dan berkata: “Guru, saya berikan kamu uang, kamu bantu saya kerjakan.” Apa yang ada dalam nilai pandangannya? Tidak peduli apapun, uang dapat membantu dia menyelesaikannya. Jadi, pembantu tidak mempunyai cara untuk menggunakan perilaku orangtua dalam mengajari dan membesarkan anakmu.


Selanjutnya yang ketiga, dibesarkan dan dididik kakek nenek. Banyak sekali kakek nenek yang saat menjadi orangtua masih cukup berkebijaksanaan, tetapi setelah menjadi kakek dan nenek, merasa mengapa cucu begitu lucunya, sehingga sangat dimanjakan. Ibu Guru Cai, saat mengajari dan mendidik mereka sangat berprinsip! Guru cai masih ingat suatu kali beliau ada sebuah permintaan terhadap ibunya, permintaan yang tidak masuk akal, maka ibunya mengambil sebuah buku dan tidak memperdulikannya. Kemudian beliau berbaring di lantai dan mulai berguling-guling, tujuan beliau harus tercapai, akhirnya ibunya sama sekali tidak melihatnya, terus membaca buku. Kemudian beliau merasa mengguling sangatlah lelah, juga mengetahui bahwa tujuannya tidak akan tercapai bila menggunakan emosional, maka Guru Cai bangun dan berjalan pergi dengan patuh. Jadi, mendidik anak harus ada prinsip, anak tidaklah boleh meminta semuanya, hal itu akan memanjakannya. Kamu lihatlah saat ibu Guru Cai mendidiknya begitu baik, akhirnya saat membesarkan cucu luar sudah mulai memanjakan, seringkali berkata kepada Guru Cai: “Kamu jangan begitu galak terhadap keponakan luar.” Guru Cai juga tidak berkata-kata. Akhirnya setelah kira-kira setengah tahun, ibu Guru Cai berkata kepadanya: “Kamu galak adalah benar.” Karena cucu luar ini telah keterlaluan, kasar dan tidak sopan. Sehingga dibesarkan dan dididik oleh kakek nenek hasilnya tidak bagus, bisa dimanjakan. Anak yang dibesarkan sendiri lebih menjamin.


Selanjutnya, televisi dan komputer. Maka tidak perlu dikatakan lagi, yang dipelajari adalah ketamakan, kebencian, kebodohan, dan keangkuhan. Kita lihatlah banyak sekali tutur kata anak yang sangat berwatak keras dan tidak penurut, tutur bahasanya sangat kasar. Ini bukanlah belajar dari orangtua, kemungkinan semuanya dipelajari dari televisi dan komputer. Lagi pula menonton televisi dan komputer mengandung semacam efek hipnotis. Apakah kalian merasa orang yang menonton televisi sepertinya terisolasi dengan dunia, orang yang di samping memanggilnya pun tidak terdengar? Mengapa? Karena seluruh radiasi dan gelombang televisi akan membuat kondisi otak kamu sama dengan kondisi terisolasinya di dalam sebuah kamar selama 96 jam. Sehingga semakin banyak menonton televisi akan semakin tidak bisa berpikir. Kamu lihatlah mengapa banyak sekali produk yang sangat mahal sangat suka membuat iklan dan menayangkannya di televisi, Bersedia untuk menghabiskan sejumlah besar uang untuk hal ini. Karena saat orang melihat televisi tidak ada kebijaksanaan. Lihatlah setelah SK-II itu dioleskan, wajah akan segera berubah menjadi cerah bercahaya. Sangat berhasrat untuk memiliki, maka langsung pergi membelinya.


Di dalam situs internet kami ada sebuah blog disebut “anak yang dibesarkan oleh televisi”. Kalian boleh membacanya. Penelitian ilmiah telah mengkonfirmasikan, pengaruh televisi terhadap anak sangatlah buruk. Sekarang ini kita memahami, pendidikan anak masih harus bergantung pada diri sendiri, barulah dapat menguasai dengan baik, karena pertumbuhan anak tidak mungkin diulang kembali lagi. Sekarang ini meminta kamu untuk membesarkan anak sendiri, apakah kamu dapat melakukannya? Ada orang yang segera mengatakan: Guru Cai, manusia yang berada di dalam sebuah lingkungan, tidak dapat mengikuti keinginan dan pemikiran sendiri dalam melakukan sesuatu. Yang anda katakan saya sangat setuju, tetapi marilah kita pertimbangkan masalah yang pertama, yaitu masalah keuangan. Sebagian besar orang akan merasa, tidak berdua mencari uang akan mati kelaparan. Teman-teman sekalian, pada generasi keturunan kakek Guru Cai, diantara suami istri hanya suami saja yang keluar mencari nafkah, malah melahirkan 5, 6, 7 atau 8 orang, apakah mereka ada mati kelaparan? Tidak ada. Sekarang ini kita baru membesarkan satu orang, takut mati kelaparan, dimanakah masalahnya? Masalahnya tidak menguasai perilaku yang sangat inti dalam mengatur keluarga: berhemat.


“Berhemat adalah akar dalam mengatur keluarga”, asalkan berhemat, jangan sembarangan berfoya-foya. Sebenarnya uang yang dicari satu orang, sudah cukup untuk keperluan rumah. Dan satu orang yang mencari uang, di dalam rumah digunakan dengan sangat hemat. Perilaku apa yang ditanamkan kepada anak sejak kecil? Perilaku sangat berhemat. Dengan seperti ini kamu telah membiarkan anak berdiri di tempat yang tidak ada kegagalan, kamu tidak akan menjadi budak dari materi.


bottom of page