EPISODE KE 6 BAGIAN KEDUA
- Lao Shi Erina Wongso
- Sep 26, 2017
- 7 min read
Apa yang telah dilakukan ini? Menghormati senior dan cinta pada kerukunan bersaudara, setelah merayakan imlek. Bersama senior, mereka orang-orang yang usianya lebih tua, maka berkumpul dalam suatu sekolah dasar di perkampungan mereka. Bersama-sama membahas perolehan dalam sekolah tahun ini, pengalaman pekerjaan. Semuanya bersama-sama mendiskusikan saling belajar satu sama lain. Apa yang telah diperoleh dari hal tersebut? Semangat Belajar! Ada berbakti, ada cinta kasih pada saudara, dan ada semangat belajar.Jadi keturunan berikutnya pada perkampungan ini dapat mempunyai perkembangan yang begitu baik. Tentunya bukan kebetulan, dan tentunya bukanlah karena di sana adalah goa naga, feng shui yang sangat baik, tentulah bukan begitu.
Jadi Confusious mengatakan, “Shǒu xiào tì/ 首孝悌 /pertama bakti pada orang tua dan menyayangi saudara”. Saat seseorang telah melakukan bakti dan cinta kasih pada saudara, dan bisa memperlakukan orang lain seperti layaknya terhadap diri sendiri, maka melihat orangtua orang lain juga akan memperlakukannya dengan hormat. Sehingg《Dì zǐ guī/弟子规》ada mengatakan : “Shì zhū fù, rú shì fù; shì zhū xiōng, rú shì xiōng/ 事诸父,如事父;事诸兄,如事兄 /melayani paman dan bibi, bagaikan terhadap orang tua sendiri, bersikap terhadap saudara sepupu, bagaikan terhadap saudara seayah-seibu”. Teman-teman sekalian, karena dulunya Guru Cai mengajar murid memiliki sebuah kebiasaan buruk, yaitu sangat suka memberi ujian, jadi dalam beberapa hari ini Guru Cai akan menguji bahan pelajaran yang dibahas sebelumnya. Kita dalam menuntut ilmu ada sebuah sikap yang sangat penting, harus latihan, harus mengulang, juga harus mempersiapkan pelajaran sebelum di pelajari. Jadi《Dì zǐ guī /弟子规》yang masih belum dibahas, diharapkan semua orang membacanya dengan fasih. Dengan seperti ini saat dalam pelajaran menyebutkan kalimat-kalimat tersebut, kamu akan sangat terkesan, hasil pembelajaran yang seperti ini akan sangat baik.
Yang kedua, Cì jǐn xìn/ 次谨信 /mawas diri dan tepat janji. “Mawas diri/jǐn/谨” adalah mawas pada ucapan dan perilaku. Hidup harus mempunyai aturan dan kedisiplinan, tidak boleh dibuat kacau balau. Jika kemampuan menjaga diri sendiri saja tidak ada, apalagi untuk memikul tanggung jawab keluarga yang berat.“Kepercayaan/Xìn/信” adalah aksara bermakna. Menandakan apa? PERKATAAN ORANG. Aksara “Xìn/信” terdiri dari aksara Rén/人/orang dan Yán/ 言 /perkataan. 《Dì zǐ guī /弟子规》mengatakan, “Fán chū yán, xìn wèi xiān/ 凡出言,信为先/setiap kata yang diucapkan, yang diutamakan adalah kepercayaan”. Confusious juga mengatakan “Rén wú xìn bù lì/人无信不立 /orang yang tidak dapat dipercaya, tidak dapat berdiri”. Bila seseorang tidak dapat dipercaya, akan sangat sulit hidup di masyarakat. Dan pengajaran Confusious menitikberatkan pada 4 macam pengetahuan:
Perilaku moralitas/德行/Déxíng,
Bahasa atau tutur kata / 语言/Yǔyán,
Menghadapi masalah/政事/ Zhèngshì,
Kesusastraan/ 文学 /Wénxué.
Mengapa bahasa atau tutur kata diletakkan pada posisi terpenting kedua setelah perilaku moralitas? Karena dalam interaksi dan hubungan antar manusia, persentase penggunaan bahasa atau tutur kata paling tinggi, jadi bahasa atau tutur kata sangatlah penting. “Yī yán kě yǐ xìng bāng, yī yán kě yǐ xìng sàng/ 一言可以兴邦,一言可以兴丧 /satu perkataan dapat membuat negara makmur, satu perkataan dapat membuat negara runtuh”. Satu perkataan dapat membuat keluarga harmonis dan bahagia, satu perkataan juga dapat membuat keluarga berselisih tanpa henti.
Fàn ài zhòng, ér qīn rén/ 泛爱众,而亲仁 /cinta sesama tanpa beda, dekati orang suci, bersikap santun dan panuti orang bijaksana. Fàn ài zhòng/ 泛爱众/ mencintai sesama secara universal. Di masa sekarang ini, disebut aturan hubungan manusia, mengajari orang bagaimana berhubungan sangat harmonis dengan orang lain.《Dì zǐ guī /弟子规》juga tidak ketinggalan zaman, sangat menitikberatkan pembelajaran hubungan antar manusia. Selanjutnya adalah “ér qīn rén/而亲仁/mendekati orang yang baik dan bermoralitas”. Kita setiap saat mendekati orang yang baik dan bermoralitas, maka dapat meningkatkan moral dan pengetahuan sendiri. Pepatah mengatakan, “Rù zhīlán zhī shì, jiǔ ér bù wén qí xiāng/入芝兰之室,久而不闻其香/memasuki ruangan yang dipenuhi dengan harumnya bunga, lama kelamaan tidak akan mencium wangi bunga”. Kamu setiap hari berhubungan dengan orang yang baik ini, tanpa disadari akan meningkatkan perilaku moralitas. “Rù bàoyú zhī sì, jiǔ ér bù wén qí chòu/入鲍鱼之肆,久而不闻其臭 /masuk ke toko yang dipenuhi dengan baunya ikan asin, lama kelamaan tidak akan mencium baunya ikan asin”. Bila di sekitar kita adalah teman-teman yang tidak benar, perkataan dan perilaku kita sendiri setiap harinya semakin lama semakin kasar. Sehingga mendekati orang yang baik dan bermoralitas sangatlah penting. Mendekati orang yang baik dan bermoralitas juga dapat menumbuhkan kebijaksanaan kita. Manusia mempunyai kebijaksanaan barulah dapat membuat pilihan yang benar, barulah dapat semakin berjalan semakin ringan. Bila tidak membuat pilihan yang benar, maka hidup manusia semakin jalan akan semakin berat.
“Yǒu yú lì, zé xué wén/有余力,则学文 /terapkan itu selalu, dan bila masih ada kesempatan, tekuni ilmu dan perluas wawasan”. Ketika kita mempelajari perilaku moralitas ini dengan mantap, masih ada waktu luang, maka dapat membaca beberapa karangan yang benar. Karangan kuno adalah karangan yang mengandung kebenaran, karangan yang menjelaskan kebenaran, sehingga orang dulu dalam menulis karangan sangat berhati-hati. Sungguh mempunyai pegangan untuk dapat memberi manfaat baik pada orang lain, barulah diwariskan. Bagaimana orang sekarang dalam menulis karangan? Menulis berdasarkan keinginannya. Juga tidak peduli apakah dapat membuat dunia kacau. Terhadap perkataan dan perilaku sendiri tidak cukup berhati-hati dan bersungguh-sungguh. Jadi, “belajar sastra” lebih baik membaca karangan orang bijak luhur lebih aman. Karena karangan-karangan ini semuanya merupakan pembuktian sejarah ribuan tahun, sungguh dapat menginspirasi kebijaksanaan manusia.
Teman-teman sekalian, apakah kamu ada merasa waktu dalam sehari sangat tidak cukup digunakan? Sekarang ini kita sangat sulit untuk menggunakan waktu 2 jam sehari untuk belajar, jadi kita harus dapat mempergunakan waktu-waktu yang tersisa dengan baik. 《Dì zǐ guī/弟子规》dapat setiap saat dibawa, dan ada lagi buku《Gé yán lián bì/ 格言联璧》. Setiap kali saya selalu meletakkannya di dalam tas, asalkan ada waktu luang akan mengeluarkannya dan menghafal satu atau dua kalimat, jadi sedikit demi sedikit, bagaikan tetesan air dapat melubangi batu. Jangan meremehkan akumulasi 10, 20 menit dalam sehari. Seperti yang dikatakan, “Kuān wéi xiàn, jǐn yòng gōng: Gōng fū dào, zhì se tōng/ 宽为限,紧用功:工夫到,滯塞通 /susun jadwal senyamannya, kejar target secepatnya: Bila ilmu sudah dikuasai, pemahaman kita akan semakin piawai”. Bagian atas tadi adalah rangkuman dari《Dì zǐ guī/弟子规》. Di bagian bawah ini adalah kita memasuki bagian pertama dari Dì zǐ guī/弟子规, “Rù zé xiào/入则孝/pertama bakti pada orangtua”. Kita lihatlah “xiào/孝/berbakti” bagian atas aksara ini adalah “Lǎo/老/tua”, bawahnya “Zi/子/anak”. Lǎo/老 menunjuk pada generasi sebelumnya. Zi/子 menunjuk pada generasi berikutnya. Generasi yang sebelumnya dengan generasi berikutnya dijadikan menjadi satu, adalah sebuah tulisan “xiào/孝/berbakti”. Generasi yang sebelumnya setiap saat berpikir untuk mengajari generasi berikutnya dengan baik. Orangtua sekarang apakah mempunyai perilaku ini? Saat Guru Cai dalam proses mengajar, selalu dapat mendengar suara hati yang dikeluarkan dari orangtua yang latar belakang pendidikannya tidak begitu tinggi, dia berkata: “Saya hanya berharap anak saya tidak akan menjadi beban masyarakat, ini adalah tanggung jawab sebagai orangtua.” Latar belakang pendidikannya tidak tinggi, tetapi saat dia mengatakan perkataan ini membuat Guru Cai kagum dan hormat. Kamu lihatlah dia mengerti untuk mendidik anak yang baik adalah tugasnya dalam seumur hidup ini.
Orangtua setiap saat berpikir untuk mengajari anak dengan baik. Tetapi mendidik anak pasti harus memiliki cara yang baik. Di Cina ada satu karangan filosofi pendidikan yang sangat penting yang disebut《Lǐ jì/礼记, Xué jì/学记》. Di dalamnya ada dikatakan apa yang disebut pendidikan, “Jiào yě zhě, zhǎng shàn ér jiù qí shī/ 教也者,长善而救其失 /sebagai seorang guru, seharusnya adalah membantu murid mengembangkan sisi baiknya dan memperbaiki kesalahannya”. Perkataan ini telah mengungkapkan dua unsur utama pendidikan. Jadi hari ini kita harus mengajari anak dengan baik, haruslah jelas, harus menumbuhkan kebaikan apa padanya, bersamaan juga harus mencegah, bahkan harus membimbing di mana kesalahan-kesalahannya. Karena “Gǒu bù jiào, xìng nǎi qiān/ 苟不教, 性乃迁/bila sejak kecil tidak diajarkan dengan baik, sifat dasar yang baik akan berubah menjadi jahat”. Banyak sekali anak mempunyai kebiasaan yang tidak baik, kita harus segera membantunya membenarkan kembali. Kapankah dibenarkan? Saat itu juga! Tidak bisa ditunda sekejappun! Karena belajar seperti berlayar melawan arus, jika tidak maju maka akan mundur.
Teman-teman sekalian, kita merenungkan sebentar, kebiasaan dan perilaku mana saja yang dimiliki anak sekarang yang harus segera diperbaiki? “Dǐng zhuàng fù mǔ/顶撞父母”. 顶/dǐng /membantah orangtua. Bagi orang dulu, Yī yán jiǔ “dǐng”/一言九“鼎” yang artinya jangankan satu kalimat, setiap kata yang di ucapkan akan di penuhi janjinya. Itulah 鼎/dǐng/memenuhi janji.
Berbeda dengan Yī yán jiǔ “dǐng” /一言九“顶”, sekarang 顶 /dǐng sekarang ini artinya satu kalimat yang diucapkan, sembilan kata yang dibantah. Anak sekarang sangat pandai dalam membantah. Masih ada lagi yaitu Lǎn duò/ 懒惰/malas, Pàn nì/ 叛逆 /pemberontak, Zì sī/ 自私/egois, Fū yǎn/ 敷衍 /acuh tak acuh, Shēng huó méi yǒu guī lǜ/ 生活没有规律 /kehidupan yang tidak teratur, dan lain-lain. Kami di Hǎi kǒu/ 海口 mendirikan pusat pencerahan dan pembimbingan terhadap pendidikan. Banyak sekali orangtua yang akan membahas masalah anak dengan kami. Setelah melihat Guru Cai, mereka tidak berhentinya berbicara, “Anak mereka egois, sangat suka membantah dan juga sangat malas.” Guru Cai khawatir orangtua tersebut haus, dan mempersilahkannya duduk lalu menyuguhkan segelas air minum. Menunggu setelah orang tua tersebut selesai minum, Guru Cai bertanya padanya, “Anak menjadi egois di manakah sebabnya?”
Teman-teman sekalian, apakah kamu pernah melihat setelah anak lahir, di atas kepalanya tertulis kata “egois”? Anak malas adalah akibat, di manakah sebabnya? Apakah kamu pernah melihat anak kecil yang berumur 1 atau 2 tahun yang tidak energik? Di usia satu atau dua tahun adalah melompat ke sana kemari, mengapa akhirnya berubah menjadi begitu malas? Dan ada lagi, anak-anak memberontak adalah akibat, dimanakah sebabnya? Ada orang yang mengatakan memberontak disebut normal. Ini adalah salah didikan! 50 tahun yang lalu, apakah kalian pernah mendengar perkataan memberontak? Tidak. Pada sejarah Cina ribuan tahun, apakah kamu pernah melihat tulisan memberontak? Tidak ada. 4000 tahun lebih sejarah orang Cina tidak ada memberontak, kita malah pada waktu dua puluh atau tiga puluh tahun yang singkat telah menghasilkan anak yang memberontak, apakah hebat? Mengapa selama 4000 tahun tidak menghasilkan generasi yang memberontak? Mengapa pada puluhan tahun malah dengan cepat menghasilkan anak yang memberontak?
Ini bukanlah kebetulan! Apakah anak yang sekarang ada menerima pengajaran kebijakan luhur? Apakah ada menerima pengajaran berbakti dan cinta pada saudara? Tidak ada! Dia tidak ada rasa berbakti, tidak ada rasa hormat, tentunya bahasa dan perilaku akan menyinggung orangtua. Saat kecil Guru Cai sangat berhati-hati bertanya pada ibunya, “Ibu, apakah saya pernah memberontak?” Ibunya berpikir lama, mengatakan tidak ada. Saat itu apa perilaku Guru Cai sekeluarga terhadap ayahnya? Rasa hormat dan rasa takut. Saat kita terhadap orangtua adalah hormat dan takut, sesungguhnya tidak mungkin menjadi pemberontak. Mengapa ayah Guru Cai dapat membuat beliau sekeluarga merasa hormat dan takut padanya? Yang paling penting adalah perbuatan ayah Guru Cai sesuai dengan kata katanya, sangat berbakti, dan menjadi teladan untuk keluarga.
