top of page

EPISODE 6 BAGIAN KETIGA

Oleh karena itu anak yang sekarang dapat menjadi pemberontak, kita sebagai orangtua harus mempertimbangkan sejenak, mengapa anak terhadap orang tuanya tidak ada rasa hormat? Ada orangtua yang main mahyong di sana, kemudian berkata kepada anaknya, “Kamu pergi membaca buku, saya hitung sampai tiga.” Anak sangatlah enggan, secara perlahan meninggalkan monitor televisi, bersandar di dinding untuk waktu yang lama dan enggan untuk pergi. Ibunya sangatlah marah, peringatan terakhir, “Kalau tidak jalan, rotan saya akan sampai sana!” Saat ini anak baru dengan ketidakrelaan hati naik ke lantai atas. Saat dia duduk di atas kursi, pertanyaanya adalah, tubuhnya di depan meja belajar, tapi dimanakah pikirannya? Televisi. Tidak tahu kelanjutan apa yang akan terjadi pada aktor dan aktris utamanya.


Saat orangtua tidak memberi teladannya, hatinya terima tidak? Tidak terima! Kamu berkata saat berbicara denganmu harus penuh kesopanan, mengapa kamu bicara pada kakek dan nenek tidak ada kesopanan? Saat hati tidak menerima, pelan-pelan menumpuk, lambat laun pasti akan meledak. Suatu hari saat tinggi badannya sama dengan tinggi badan kamu, kepalan tangan sama besarnya dengan kamu, apakah dia masih mau mendengarkanmu? Jadi, memberontak adalah akibat, sumbernya dari anak sejak kecil tidak ada rasa berbakti terhadap orangtua, tidak tumbuh rasa hormat. Alasan ini ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan luar yang besar, maka dia mengikuti teman sekolah dan temannya yang lain, sampai akhirnya fenomena memberontak akan semakin lama semakin parah. Ingin agar fenomena pemberontak dihilangkan, yang terpenting adalah harus melanjutkan pengajaran kebijakan. Bersamaan juga sebagai orangtua harus mengerti akan menjadi teladan yang baik, memberikan contoh dengan perbuatannya sendiri, menjadi teladan bagi anakmu. Selanjutnya kita lihat, “keegoisan” bagaimana terbentuk? Kamu harus setiap saat mengerti untuk menemukan penyebabnya, maka akan memberikan obat yang tepat pada penyakit, dengan sangat cepat mengubah banyak kondisi ke arah perkembangan yang baik.


Mari kita pikirkan sejenak, suami dan istri makan bersama dengan anak, beserta kakek nenek. Sayur pertama yang diambil ibu, diberikan kepada siapa? Ini adalah fenomena yang biasa. Tetapi setelah sayur pertama yang diambil ini akan menghasilkan efek apa? Setelah kakek dan nenek melihatnya juga tidak mau kalah, “Cucuku, sayur-sayur ini juga sangat enak.” Kakek dan nenek juga membantu siapa mengambil sayur? Membantu cucu mengambil sayur. Mangkuk siapa yang penuh? Cucu. Jadi, di dalam sebuah keluarga siapa yang paling besar? Cucu yang paling besar. Apakah perilaku seperti ini terbalik? Sudah terbalik, sehingga perilaku anak juga sudah terbalik. Apakah seperti ini masuk akal? Semua orang melayaninya, kaisar kecil dan ratu kecil telah lahir. Apakah karakteristik kaisar kecil dan ratu kecil? Keegoisan, karena semua orang melayaninya, sehingga dia hanya akan terpikir diri sendiri. Peribahasa juga mengatakan, “Bàn jūn rú bàn hǔ/ 伴君如伴虎 /menemani raja bagaikan menemani harimau”.


Emosional anak sekarang sangatlah besar. Saat kamu menuruti semua kemauannya, dalam 10 hal menurutinya 9 hal, 9 hal yang kesepuluh tidak dituruti, dia akan bagaimana? Akan ribut besar dan menangis sangat keras. Kamu juga tidak ada prinsip, setelah dia marah kamu langsung berkompromi, maka dia akan menyerang dan merampas, maka kamu akan terus mengalami kegagalan dan kekalahan. Jadi teman-teman sekalian, dari manakah mulai mengajari anak? Dimulai dari menyumpit sayur. Hal kecil yang diperbuat tetapi di dalamnya mengandung pengetahuan yang mendalam. Setiap gerakan yang dilakukan adalah memberikan contoh pembelajaran untuk anak. Saat kamu mengambil sayur untuk ayahmu, “Ayah, makan lebih banyak”. Setelah anak kamu melihatnya, apakah dapat merasa marah karena ayah tidak memikirkannya? Tidak akan. Dia melihat ayahnya sendiri sedang melakukan ajaran berperilaku berbakti, di dalam hatinya akan sangat terharu, karena setiap orang memiliki hati yang pada dasarnya baik.


Di dalam buku《Dà xué/大学》“Zhī suǒ xiān hòu, zé jìn dào yǐ/ 知所先后,则近道矣 /mengetahui urutan awal dan akhir, maka akan dengan sendirinya telah mendekati kebenaran”. Melakukan segala hal, urutan awal dan akhir telah benar, kebajikan barulah dapat terbentuk. Oleh karena itu ketika kamu menyumpit sayur untuk orang tua kamu, kamu telah mengajar budinya sebagai seorang anak yang benar dan tepat. Kita membuka kulkas, mengeluarkan buah, pertama kali diberikan kepada siapa? Ayah Guru Cai telah melakukan urutan awal dan akhir dengan benar. Bila ayah Guru Cai telah melakukan kesalahan, maka sekarang ini Guru Cai tidak mungkin berdiri di sini dan memberikan pelajaran kepada teman-teman sekalian, “Chà zhī bó lí, shī zhī qiān lǐ/ 差之亳厘,失之千里/pada awalnya ada sedikit kesalahan, hasilnya akan mengakibatkan kesalahan yang sangat besar”.


Ada orang yang berkata, “Guru Cai, apakah ada sebegitu parahnya? Mengambil satu buah-buahan saja dapat mempunyai pengaruh yang begitu besar?” Apakah ada dampaknya? Sungguh ada. Saat kami kecil melihat orangtua mengeluarkan barang dari dalam kulkas selalu diberikan kepada kakek dan nenek dulu, kami dengan sangat alami dapat mengikutinya dan mempelajarinya. Sebenarnya Guru Cai berkemungkinan berubah menjadi pemboros, karena Guru Cai adalah anak tunggal, juga merupakan cucu tertua, juga merupakan cicit tertua. Teringat saat kecil Guru Cai pernah membersihkan kuburan untuk leluhur, saat itu berusia 3 atau 4 tahun, berlutut dan mengangkat kepala ke atas, melihat nama Guru Cai sendiri diukir pada baris pertama di batu nisan, tanpa sadar timbul semacam misi, di kemudian hari Guru Cai harus dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga bertanggung jawab terhadap kemakmuran dan keruntuhan keluarganya.


Bila orangtua, kakek nenek memanjakan Guru Cai, maka hari ini Guru Cai tidak mungkin dapat belajar ajaran bijak orang luhur, mungkin juga sejak awal menghamburkan uang kemana-mana. Orangtua sekarang mengeluarkan buah-buahan, apakah ada diberikan kepada kakek dan nenek terlebih dulu? Saya juga ada mendengar, ada beberapa ibu yang khusus membeli buah-buahan yang sangat mahal, kemudian menyembunyikannya terlebih dahulu. Setelah kakek dan nenek tertidur, barulah sang ibu mengeluarkan buahnya, “Putraku cepat kemari, ibu khusus membelikan ini untukmu.”


Putranya makan dengan sangat senang, dia juga mempelajari dengan sangat teliti, nantinya bila dia mempunyai uang, akan membeli buah untuk siapa? Untuk dimakan putranya. Kamu telah menerapkan kebaikan dan keburukan, maka anakmu akan mempelajari kebaikan dan keburukan juga, dan yang dipelajari bukanlah rasa persaudaraan atau persahabatan dan rasa bersyukur. Oleh karena itu, kita masih harus berjalan mengikuti hukum alam, harus dapat mempraktekkan ajaran berbakti, menumbuhkan dasar kebaikan hati anak. Teman-teman sekalian, bila anak sudah berusia puluhan tahun lebih, apakah perilakunya masih sempat untuk diperbaiki? Kamu harus percaya perkataan pertama pada《三字经 Sān zì jīng》, “Rén zhī chū, xìn běn shàn /人之初, 性本善/manusia pada awalnya, sifat dasarnya adalah baik/mulia”. Yang mendengar pelajaran kami adalah orang dari semua kalangan masyarakat dan semua usia.


Ada seorang murid sekolah menengah datang mendengar pelajaran. Setiap hari pulang selalu ada kemajuan yang sangat besar. Tantenya merasa sangat heran, mengapa seorang anak yang berusia puluhan tahun lebih setelah mendengar pelajaran mempunyai perubahan yang begitu besar? Akhirnya di hari kelima, tantenya datang mencari kami di tempat kami mengajar, sayangnya kami telah pergi. Dia bertanya lagi pada karyawan hotel dan mendapatkan nomor telepon kami, segera menelepon dan berkata, ”Keponakan perempuan saya setiap hari pulang dari pelajaran Dì zǐ guī/弟子规 mempunyai kemajuan yang sangat besar. Sikapnya terhadap orangtua, maupun orang rumah juga sangatlah baik. Anak saya yang satu berusia dua tahun, yang satunya lagi empat tahun, bolehkah diserahkan kepada kalian untuk diajari?”


Lihatlah orangtua sekarang, begitu bertemu dengan yang baik, tidak berpikir untuk mempraktekkan pada diri sendiri, melainkan menyerahkan tanggung jawab ini kepada guru terlebih dahulu. Maka kami berkata padanya, guru-guru kami ini semuanya berasal dari Hǎi kǒu/ 海口 dan Shēn zhèn/深圳, tempatnya sangatlah jauh. Akhirnya ibu ini berkata, “Tidak masalah, saya dari Běi jīng/北京 akan mengantar mereka ke Shēn zhèn/ 深圳”. Dan juga ada seorang pria berusia 40 tahun, ketika Guru Cai memberikan pelajaran di Háng zhōu tiān mù shān/ 杭州天目山, pria itu diatur oleh pengurus untuk menjadi pengawal Guru Cai, karena peserta yang hadir ada 400 sampai 500 orang. Bila Guru Cai sudah mau istirahat, pria itu berkata, “Guru sudah mau istirahat, sekarang tidak leluasa berbicara”. Dia membantu Guru Cai menyelesaikan situasi-situasi ini. Dan dia juga pernah mempelajari Wushu, menjadi polisi bersenjata selama puluhan tahun lebih.


Saat dia mendengar pelajaran sampai di hari ketiga, setelah pelajaran selesai dia membawa kami pergi makan. Di sepanjang jalan dia berkata, “Bagus sekali! Bagus sekali, benar-benar bagus.” Kami sungguh tidak tahu apa yang sedang dikatakannya, hanya merasakan kegembiraan di dalam hatinya. Setelah tiba di restoran dia berkata, ”Guru Cai, perasaan saya sekarang ini hanya dapat menggunakan bahasa anak berusia 3 tahun untuk melukiskannya, yaitu benar-benar bagus!” Sebenarnya kami mendengar perkataannya ini, di dalam hati merasa sangat sedih, seorang pria tangguh yang berusia 40 tahun, dia bukanlah tidak ingin belajar, melainkan tidak ada orang yang mengajarinya. Lihatlah begitu baik perilakunya, belajar langsung seperti bayi yang baru lahir, sangat suka dan senang. Dia berkata akhirnya dia mengetahui mengapa istrinya mau bercerai dengannya, mengapa anak tidak bisa berkomunikasi dengannya, rekan kerja dengan dia sangat ada jarak, sangat takut padanya. Akhirnya dia menemukan sumber masalahnya. Dia berkata pada Guru Cai, hal pertama setelah dia pulang, adalah mencari mantan istrinya untuk berbicara dengan baik-baik.


“Rén fēi shèng xián, shú néng wú guò, guò ér néng gǎi, shàn mò dà yān/ 人非圣贤,孰能无过,过而能改,善莫大焉 /orang yang bukan bijak dan luhur tidak mungkin tidak melakukan kesalahan, tetapi jika dapat mengubah kesalahan tersebut maka itu merupakan kebajikan yang sangat besar”. Saat makan pagi di hari keempat, dia berkata, “Guru Cai, silakan duduk di sini, saya ingin berbincang sebentar.” Guru Cai merasakan suasana yang aneh, sebenarnya dia ingin berbuat apa?

Baiklah, pelajaran kita ini diceritakan sampai di sini dulu. Pelajaran berikutnya barulah memberitahukan jawabannya pada kalian. Terima kasih semuanya.




bottom of page