EPISODE 3 BAGIAN PERTAMA
- Lao Shi Erina Wongso
- Sep 25, 2017
- 7 min read
Teman-teman sekalian, apa kabar! Pelajaran kita sebelumnya mengemukakan, ketentraman dunia dan masyarakat bukanlah tidak ada cara untuk mencapainya, kuncinya ada pada pemikiran setiap orang. Bila ada keegoisan, maka akan terjadi konflik. Bila setiap saat dapat selalu berpikir demi kepentingan orang lain, maka keluarga dan masyarakat akan sempurna, sehat dan aman.
Kita juga mengemukakan, bila sejak kecil seorang anak dapat menempatkan dirinya untuk berpikir demi kepentingan orang lain, maka pemikiran dia sejak kecil adalah memupuk kebahagiaannya sendiri. Karena ada rasa berbakti ini, dia tahu tekad dalam belajar ada pada filosofi hidup luhur, menginginkan pengetahuan moralitas yang dipelajari dapat dikontribusikan dengan baik pada masyarakat. Jadi, ketika pertama dia memasuki dunia masyarakat sudah tahu untuk menciptakan kebahagiaan bagi masyarakat, kebahagiaannya semakin lama akan semakin besar. Setelah di usia tua keberuntungan kebahagiaan ada di depan mata, maka dapat dengan tenang menikmati masa tua.
Kita orang Timur membicarakan 5 kebahagiaan. Di antaranya ada sebuah kebahagiaan yang disebut “Shàn zhōng / 善终 / Berakhir dengan baik”, yaitu meninggal dengan baik tanpa penderitaan. Seperti bunyi peribahasa “Bù dé hǎo sǐ/不得好死 / meninggal dengan mengenaskan”, perkataan ini sepertinya sedang memarahi orang, tetapi perkataan ini sekarang tidak termasuk memarahi orang, jadi termasuk apa? Ini Termasuk sebuah fenomena yang biasa.
Guru Cai teringat di saat kecilnya, masih sering mendengar hal tentang seorang senior yang meninggal dengan tenang di saat tidur malam hari.
Banyakkah yang seperti ini sekarang? Tidak banyak lagi. Mengapa orang dulu dapat meninggalkan dunia ini dengan tenang? Dan orang sekarang saat akan meninggal, kemungkinan perlu pertolongan pertama, atau saat mau meninggal sudah tidak sadarkan diri. Itu karena dia tidak mengerti untuk menjaga kesehatan, tidak mengerti untuk memupuk keberuntungan sendiri, kebahagiaan sudah terlalu tipis, sehingga tidak ada cara untuk berakhir dengan baik. Dan orang ingin ada keberuntungan, sumbernya masih terletak pada pemikiran yang baik. Orang dulu mempunyai niat hati yang lebih baik, setiap saat berpikir demi kepentingan orang lain, sehingga meninggal dengan sangat mudah. Sementara orang sekarang ini lebih egois, saat sekarat masih cemas akan untung ruginya, banyak sekali hal yang masih penuh dengan kemelekatan dan kecemasan. Kita ingin menikmati kebahagiaan di usia tua, maka harus mengerti untuk mempunyai pemikiran dan niat yang baik, harus mengerti untuk setiap saat dapat melepaskan kekhawatiran, jangan terlalu melekat.
Banyak orang yang merasa, kehidupan manusia sepertinya harus bekerja barulah dapat memberikan bantuan terhadap masyarakat. Setelah manusia menua, lebih tidak ada berkemampuan untuk berupaya sendiri, sehingga merasa di usia 20 tahun sampai 60 tahun ini, barulah merupakan waktu emas dalam menciptakan kebahagiaan masyarakat.
Sebenarnya, saat seorang anak sejak kecil menerima pengajaran filosofi hidup luhur, dia menciptakan kebahagiaan masyarakat. Tentunya bukan hanya dalam waktu 40 tahun saja.
Saat pelajaran di dalam kelas kami pernah diskusi, ada seorang anak yang baru berusia 2 tahun lebih, ketika pulang dari hari pertama sekolahnya, orangtuanya bertanya: “Apa yang kamu pelajari hari ini?” Anak ini segera penuh dengan semangat mengatakan 4 kata: “Xiào shùn fù mǔ /孝顺父母 / berbakti kepada orangtua”. Orangtuanya juga sangat kaget, anak yang berusia 2 tahun lebih, belajar secara mendalam menguatkan akar budi pekerti.
Hari kedua saat pergi ke sekolah, guru meminta murid-murid ke depan untuk berbagi cerita mengenai hal-hal berbakti apa saja yang telah dilakukan pada orangtua mereka di minggu ini. Karena ilmu pengetahuan bernilai pada penerapan dan pelaksanaan, setelah dipelajari, sampai di rumah harus dipraktekkan dengan baik, sehingga ada banyak sekali murid yang maju kedepan dan berkata, dia membantu orangtuanya mengambilkan air cucian kaki dan memotong buah untuk orangtua. Anak yang berusia 2 tahun lebih ini, melihat abang-abang dan kakak-kakak ini telah melakukan perilaku-perilaku berbakti, maka akan tumbuh rasa untuk mau mencontohi.Sehingga teman-teman sekalian, orang dewasa mengajari anak kecil adalah suatu cara. Anak kecil mengajari anak kecil adalah juga satu cara yang baik, yang disebut “Xiāng guān ér shàn/相观而善/saling mengamati dan mengikuti kebaikan”, mereka akan saling mengamati satu sama lainnya. Setelah anak ini pulang sekolah dari pelajaran keduanya, segera mengambil gelas dan mengisi air putih untuk diberikan kepada ayah dan ibunya.
Teman-teman sekalian, di usia 2 tahun lebih dia setiap saat mempunyai niat yang seperti ini, yang disebut “Fú tián xīn gēng /福田心耕 /ladang kebahagiaan berasal dari hati yang menanam”, dia telah membina dan menumbuhkan kebahagiaannya sendiri. Sama halnya, perilaku dia seperti ini adalah pembinaan diri, dia juga dapat membuat orangtuanya tersentuh. Anak yang berusia 2 tahun lebih saja tahu untuk menuangkan teh kepada orangtua, tahu untuk setiap saat memikirkan kepentingan orangtua.Percayalah orangtuanya juga akan merasakan, kita sendiri harus lebih giat menerapkan perilaku ajaran berbakti. Sehingga anak ini sudah mulai bisa untuk menata keluarga.
Cerita contoh keteladanan anak ini, Guru Cai telah menceritakannya di seluruh dataran Tiongkok dari utara sampai selatan. Bahkan Guru Cai telah membuatnya sampai terkenal di seluruh negara. Cerita ini sudah diceritakan sampai ke Malaysia, Singapore, Indonesia. Karena ada keahlian pembinaan diri yang sebenarnya dari anak ini, kita barulah dapat menyebarluaskan cerita-cerita ini, agar lebih banyak orang dan semua orang di dunia dapat mencontohnya.
Jadi, bila seorang anak sejak kecil menerima pendidikan kebijakan, maka kehidupan dia pastilah bukan mulai dari usia 20 tahun barulah ada penerangan. Lantas dimulai dari usia berapa? Bila saat ibunya hamil dan tahu untuk memutarkan CD《Dì zǐ guī/弟子规》, bacaan-bacaan bijak ini diperdengarkan untuknya. Setelah anak ini lahir kemungkinan perkataan yang pertama adalah, “Dì zǐ guī, shèng rén xùn /弟子规,聖人訓.” Maka anak ini sejak lahir sudah dapat menyebarluaskan pengajaran kebijakan, kehidupan dia sejak kecil sudah berharga.Selanjutnya, anak yang sejak kecil membaca buku kebijakan, setelah dia dewasa menciptakan kebahagiaan masyarakat. Kebijaksanaannya meningkat setiap hari, semakin tua dirinya semakin bernilai. Berjalan ke manapun, ada banyak sekali generasi muda yang ingin dekat dengannya, karena asalkan dekat dengannya akan mendapatkan banyak sekali petunjuk kehidupan manusia, mengurangi banyak ketidaktahuan. Sehingga orang yang menerima pengajaran filosofi hidup luhur, kehidupannya bukanlah berakhir di usia 60 tahun, melainkan sampai tua pun akan sangat bernilai.
Gurunya Guru Cai tahun ini sudah berusia 79 tahun, berjalan ke manapun ada sekumpulan murid yang mengharapkan pengajarannya. Bukan hanya orang-orang Tiongkok yang ingin mendapatkan pengajarannya, bahkan sekarang banyak sekali pemuka agama dan suku di seluruh dunia sangat berharap dapat mendekati senior dan guru ini. Jadi hidupnya itu pastilah bukan berakhir di usia 60 tahun, kapankah hidupnya akan berakhir? Tidak akan berakhir. Karena ajarannya muncul dari hati yang tulus.
Hati yang tulus dapat melampaui batas ruang dan waktu. Di dalam《Zhōng yōng /中庸》dikatakan, “Chéng zhě, wù zhī zhōng shǐ / 诚者,物之终始 /awal dan akhir sesuatu hal, terletak pada ketulusan”. Ketulusan pasti dapat mencapai keberhasilan, bahkan ketulusan yang sangat dalam bagaikan dewa yang dapat melalui segala rintangan. Perkataan dan perilaku yang dilakukan dengan hati yang jujur dan tulus, tidak akan terpengaruh oleh perubahan ruang dan waktu.Teman-teman sekalian, apakah Confusious telah wafat? Semangat dan ajarannya selalu ada selamanya, dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya. Apakah Fàn zhòng yān/范仲淹 telah wafat? Pada tahun 2002, di Tiongkok diadakan sebuah kegiatan orang Tionghoa membaca ayat agama seluruh dunia. Orang Tionghoa yang berasal dari Malaysia, Singapore, Hongkong, Indonesia dan tempat lainnya semuanya datang ke Shān dōng qū fù/山东曲阜. Kegiatan ini juga mengundang seorang tamu khusus, yaitu keturunan langsung Fàn zhòng yān/ 范仲淹, sudah 800 tahun lebih, keturunanya sangat sukses. Pada saat seminar guru bertemu dengan dua orang dari mereka, di antaranya ada seorang yang wajahnya besar, daun telinganya juga sangat besar, menggunakan perkataan bahasa Mandarin. Sekali melihat dari raut wajahnya tercermin wajah yang penuh berkah. Sehingga pengajaran Fàn zhòng yān/ 范仲淹, selama 800 tahun lebih ini masih mempengaruhi keturunannya.
Keturunannya ini saat melakukan kegiatan di Shān dōng qū fù/山东曲阜, naik ke panggung dan menyanyikan sebuah lagu. Mereka mengubah syair《Yuè yáng lóu jì/岳阳楼记》dari Fàn zhòng yān /范仲淹 menjadi sebuah lagu. Saat dia menyanyikannya, “Xiān tiān xià zhī yōu ér yōu, hòu tiān xià zhī lè ér lè / 先天下之忧而忧, 后天下之乐而乐/bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, percayalah bahwa Fàn zhòng yān / 范仲淹 yang di surga, juga akan merasa hidupnya ini sangat berharga, hidup ini tidaklah sia-sia. Jadi, saat anak kita sejak kecil menerima pengajaran kebijakan, maka akan tahu untuk menggunakan hati yang tulus dan cinta kasih untuk menjalankan kehidupannya, percayalah nilai kehidupannya akan selamanya tetap ada dan kekal abadi.Teman-teman sekalian, sebagai orangtua, sebenarnya kamu mau membiarkan anakmu mengelola pola hidup yang seperti apa, ini sangatlah penting! Kamu berharap dia bisa menjadi contoh untuk generasi mendatang, ataukah berharap dia tidak mati kelaparan saja sudah cukup? Pemikiran dan pemahaman kita akan langsung mempengaruhi keturunan-keturunan kita.
Teman-teman sekalian, jadi orang harus punya tekad. Ketika kita mengetahui warisan kebudayaan dapat menyelesaikan masalah masyarakat dan dunia ini, maka kita seharusnya tidak mengelakkan tanggung jawab kita, harus berjalan keluar dengan berani.
Teman-teman sekalian, dengan berani berjalan keluar juga tidak perlu mengorbankan jiwa sendiri, hanya dimulai dari mana? Dimulai dari pembinaan diri sendiri, banyak sekali urusan yang besar dilakukan mulai dari langkah-langkah kecil.Di dalam《kesusastraan /Dà xué/大学》ada sebuah pengajaran yang sangat penting, “Zì tiān zǐ yǐ zhì yú shù rén, yī shì jiē yǐ xiū shēn wéi běn/自天子以至于庶人,壹是皆以修身为本/Yang di atas adalah raja dan yang di bawah adalah rakyat jelata, dalam melakukan segala sesuatu harus dengan dasar pembinaan diri dalam menjadi orang dan melakukan sesuatu hal”. Yang artinya, tidak peduli apakah dia adalah pemimpin negara ataukah masyarakat yang serba kekurangan, ingin mengatur negara dengan baik, mengatur keluarga dengan baik, dari manakah memulainya? Meningkatkan ajaran moralitas dan pengetahuan sendiri. Saat kamu ada ajaran moralitas dan pengetahuan, maka dapat menata keluarga, menata negara dan mendamaikan dunia. Sehingga urusan yang sangat rumit, kamu menguraikannya dengan sangat berhati-hati, sebenarnya sangatlah mudah.
Kita sudah memahami, mempunyai hati yang cinta kasih, setiap pemikirannya ada rasa cinta kasih, setiap orang juga dapat welas asih, masyarakat akan dapat berkembang ke arah dunia yang ideal dan sempurna. Kita maju selangkah lagi harus berpikir kembali cinta kasih seseorang mulai dibina dari mana? Mulai dari manakah barulah dapat menumbuhkan hati yang memiliki cinta kasih? Kita selalu memikirkan masalah dari akar permasalahan, kebenaran akan muncul. Seseorang yang terhadap orangtua saja tidak berbakti dan hormat, apakah dia akan berbakti dan hormat terhadap orang lain? Jadi, di dalam buku《Xiǎo jìng/孝经/sutra bakti》ada sebuah perkataan yang disebut “Bù ài qí qīn, ér ài tā rén zhě, wèi zhī bèi dé/不爱其亲,而爱他人者,谓之悖德/tidak mencintai orangtua sendiri, melainkan mencintai orang lain, maka ini bertentangan dengan ajaran etika moralitas”, yang artinya: Tidak mencintai orangtua sendiri melainkan mencintai dan melindungi orang lain, disebut “Bèi dé/ 悖德/ bertentangan dengan moralitas”. Ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi.
Saat Guru Cai mengajar, juga pernah berdiskusi dengan sejumlah wanita yang belum menikah, maka Guru Cai bertanya pada mereka, “Jika ada seorang pria yang sangat tergila-gila mengejarmu, walau sudah lama mengejar, seakan-akan merasa baru sehari saja.”Kamu ada permintaan apapun, dia pasti akan sepenuh hati dan tenaga membantu kamu menyelesaikannya dengan baik dan juga asalkan ada waktu akan menemani kamu minum kopi, menemani kamu mendaki gunung dan bertamasya, tetapi apakah selama ini dia ada menemani orangtuanya minum kopi, juga apakah ada pergi mendaki gunung.
